Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pohon, maka semua bunga dari pohon tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
MIZU NO KOKORO (MINDA ITU SEPERTI AIR)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danauter sebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
FILOSOFI KARATE
Karate sangat dipengaruhi oleh Filosofi yang harus di pahami dan di mengerti oleh para Senpai (pelatih/instruktur) maupun Kohai (siswanya). Agar mereka mencapai DO (jalan yang sebenarnya). Untuk mencapai DO maka para Karateka harus senantiasa memiliki :
1. REI (sikap saling menghormati)
2. MEIKYO (berpikir positif)
3. MUGA (berkonsentrasi penuh)
4. USHIN (melekat pada ajaran)
5. SHUBAKU (senantiasa berhati lembut)
6. TAI NO SEN (senantiasa memiliki inisiatif)
7. KEIKO (rajin)
Apabila filosofi dipraktekan maka akan lahir para Karateka yang disiplin, jujur, percaya diri, sehat dan kuat. Hal ini amat relevan bagi profil prajurit yang harus tanggap, tangguh dan berani. Bagi para Karateka yang telah menjiwai latihan Karate secara sungguh-sungguh melalui latihan yang terus menerus dan teratur akan menemukan MYO (rahasia yang tersembunyi) berupa lahirnya intuisi, kekuatan fisik dan spiritual yang terkadang tidak dapat dicerna dengan akal sehat seperti mampu memecahkan benda-benda keras (SHIWARI), SINKANG (melompat tinggi) dan memiliki kekuatan super sebagaimana yang dialami para leluhur beladiri Karate.