PRINSIP-PRINSIP TEKNIK KARATE-DO
SIKAP (KUDA-KUDA)
Kuda kuda adalah sikap dari tubuh yang stabil dan mantap yang merupakan dasar penting bagi pelaksanaan berbagai teknik untuk menghasilkan efek yang maksimun. Pada kuda-kuda, perhatian terutama tertuju pada bagian bawah dari tubuh yaitu pinggang dan tungkai. Agar suatu tekhnik dapat dilancarkan dengan cepat, akurat dan penuh kekuatan maka kuda-kuda harus kokoh dan stabil. Bagian atas badan seperti punggung dan kepala harus tegak dan membentuk suatu garis dengan pinggang. Sendi-sendi tidak terlalu dikejangkan sehingga memudahkan untuk bergerak melakukan suatu tekhnik.
PUKULAN LURUS (TSUKI)
Tsuki dalam karate dilakukan dengan menggunakan beberapa bagian dari tangan. Dapat dengan buku jari telunjuk dan jari tengah (seiken), satu buku jari (iponken), ujung jari-jari ( nukite) dan lain-lain. Sasarannya juga bervariasi, bisa muka, tenggorokan, hulu hati, perut, dan lain-lain. Demikian juga dengan tekhnik yang digunakan , bisa chudan tsuki, jodan tsuki dan lain-lain. Agar suatu tekhnik tsuki dapat efektif faktor dasar berikut harus dipelajari dan harus diperhatikan dalam praktek :
LINTASAN YANG TEPAT.
Gunakan jarak yang paling singkat dan lurus. Dalam waktu yang bersamaan siku tangan yang melakukan pukulan rapat menggesek sisi badan dan kepalan tangan membuat putaran kearah dalam dan tangan yang lainnya ditarik dengan cepat menggesek sisi badan yang lain.
CEPAT
Tanpa kecepatan yang tinggi pukulan tidak dapat diharapkan memberi hasil yang banyak. Untuk memaksimalkan kecepatan dan kekuatan digunakan bantuan dari tarikan (sentakan) tangan yang satu dan gerakan perputaran pinggang.
PEMUSATAN TENAGA
Pada saat gerakan memukul baru dimulai seluruh otot dalam keadaan rileks. Gearakan dilakukan dengan cepat dan seluruh tenaga dikonsentrasikan, otot dikencangkan pada saat pukulan membentur sasaran.
PUKULAN MELINGKAR (UCHI)
Pada Uchi pukulan dimulai dengan posisi tertekuk dan dengan siku sebagai sumbu, bagian depan lengan bergerak dengan lintasan setengah melingkar. Dengan cepat dan kuat gunakan sepenuhnya lenturan dari siku.
TANGKISAN (UKE)
Prinsip tangkisan adalah menyimpangkan serangan lawan. Hal ini dapat dicapai dengan mendorong serangan alwan kebawah, keatas ataupun kesamping dan dapat juga menangkap tangan atau kaki lawan. Seluruh tangkisan harus dilakukan pada saat awal dari serangan lawan. Untuk itu mutlak dikuasai daya antisipasi terhadap serangan lawan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangkis : Cegah serangan selanjutnya. Tangkisan yang baik harus mencegah lawan untuk melakukan serangan berikutnya. Dengan demikian tangkisan harus bersifat Ofensif. Dengan Timing yang tepat pukulan dan tendangan dapat ditangkis dengan hanya menggunakan tenaga secukupnya. Posisi dalam menangkis harus selalu memungkinkan kita melakukan serangan balasan. Rusakkan keseimbangan badan lawan. Perputaran lengan yang digunakan untuk menangki dapat membuat tangkisan lebih mudah menyimpangkan serangan lawan. Sebagaimana halnya dalam menyerang, peranan putaran pinggang juga sangat menentukan efektifitas tangkisan. Putaran pinggang diawali oleh tarikan tangan yang lainnya kesisi badan pada saat tangan yang satu melakukan tangkisan.
TENDANGAN (GERI)
Keseimbangan badan sangat penting bukan saja karena pada waktu melakukan tendangan, seluruh berat badan ditumpu oleh satu kaki, tapi juga karena danya tekanan balik pada waktu tendangan membentur sasaran. Untuk memelihara keseimbangan ini kaki yang menumpu harus berdiri mantap pada lantai dengan pergelangan kaki dikencangkan. Pada saat melakukan tendangan, pusatkan semua tenaga pada kaki yang menendang dengan bantuan gerakan pinggang dan tarik kaki kembali dengan cepat untuk kembali ke posisi semula yang memungkinkan melakukan tekhnik lainnya. Beberapa faktor dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan tekhnik tendangan : Pada awal gerakan angkat kaki yang akan menendang dengan lutut ditekuk penuh, rapat disamping kaki yang lainnya dan lakukan tendangan dengan bantuan gerakan pinggang. Hal yang penting dalam tendangan adalah membengkok dan meluruskan lutut. Pada tendangan snap (melecut) misalnya Keage setelah lutut terangkat, tempurung lutut menjadi pangkal dari suatu gerakan setengah melingkar yang cepat. Pada tendangan menyodok seperti Kekomi, lutut yang dalam posisi terangkat itu diluruskan dengan cepat dan kuat kearah sasaran.
KATA adalah teknik berkelahi yang tidak berhubungan satu sama lain yang dirangkaikan oleh master penciptanya untuk dipakai sebagai sarana latihan. KATA merupakan perpaduan teknik-teknik dasar karate yakni tsuki, uchi,geri dan uke kedalam suatu rangkaian gerakan yang logis dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam melakukan gerakan-gerakan KATA harus dimulai dan diakhiri dengan sikap yang anggun.KATA tidak hanya melatih raga tetapi lebih dari pada itu yakni semangat, sikap mental dan kedisplinan. Setiap gerakan – gerakana dalam KATA harus mengikuti urutan gerakan yang benar melalui jalur yang tepat (Enbusen) mengerti dengan jelas kegunaan setiap gerakan (Bunkai). Harus mengikuti irama yang benar dan pengaturan pernafasan yang tepat.
KUMITE
Kumite adalah penggunaan teknik-teknik dasar karate dalam latihan berpasangan. Dalam latihan ini masing –masing karateka sudah menghadapi sasaran yang bergerak . Dengan demikian penguasaan variasi teknik karate dan berbagai aspek kumite seperti : Timing, Pengaturan teknik, Gerakan menyamping dan Antisipasi. Faktor penunjang kesempurnaan kumite adalah kemampuan karateka melakukan seluruh teknik-teknik karate dengan sempurna dan dilengkapi dengan kesiapan fisik dan mental.
KI-AI
Terdapat dua jenis KI-AI yaitu ki-ai kedalam dan ki-ai keluar. KIAI kedalam Umumnya dipakai untuk teknik tangkisan. KIAI Keluar Umumnya dipakai untuk teknik pukulan pemungkas Abdul Wahid dalam buku Shotokan – sebuah Tinjauan Alternatif terhadap aliran karate-do Terbesar di Indonesia (2007) memaparkan bahwa Ai yang berati cinta atau kasih merupakan konsep dasar dari seluruh jenis Budo di Jepang. Ai akan dapat berjalan bila disatukan dengan Ki yang berarti nafas dari alam itu sendiri/energi asli. Pertemuan inilah yang disebut dengan Ki-Ai yang dalam prakteknya pada Budo menjadi sebuah pengeluaran suara yang keras pada saat sebuah teknik mencapai Kime atau ledakan puncaknya. Kime dan Ki-ai sendiri secara teoritis bisa berhasil bila telah menguasai teknik pernafasan.
TITIK API (HARA) – CHI
Terdapat di bawah pusar dan sedikit di atas kemaluan.
SUMBER DARI TENAGA
Tekhnik karate menyembunyikan sesuatu yang mengerikan, yaitu kekuatan yang meledak.
Kekuatan tersebut dihasilkan oleh gerakan dari tubuh, khususnya putaran dari bagian atas tubuh bersama-sama dengan putaran pinggang yang lancar dan cepat. Prinsip putaran pinggang ini juga terdapat dalam olah raga yang lain seperti prinsip pukulan dalam base-ball, golf, tolak peluru, dan lain-lain. Prinsip dalam karate, menangkis harus dengan bantuan pinggang, memukul juga harus dengan bantuan pinggang.
Kekuatan tersebut dihasilkan oleh gerakan dari tubuh, khususnya putaran dari bagian atas tubuh bersama-sama dengan putaran pinggang yang lancar dan cepat. Prinsip putaran pinggang ini juga terdapat dalam olah raga yang lain seperti prinsip pukulan dalam base-ball, golf, tolak peluru, dan lain-lain. Prinsip dalam karate, menangkis harus dengan bantuan pinggang, memukul juga harus dengan bantuan pinggang.